Melanglang buana ke negeri seberang.
mencari sesuap nasi.
kesekian kali Warsi menjadi tenaga kerja di negeri orang.
tak ada penghidupan di negerinya.
"di negeri gemah ripah lohjinawi itu kau tak dapatkan pekerjaan.?".
Tanya sang majikan.
diam membisu. seribu pertanyaan sang majikan.
Celoteh warsi dalam hati;
di negeriku para pemimpin sibuk dengan royalti
di negeriku para peminmpin pandai berorsi
di negeriku aku tak dapatkan pemimpin sejati
di negerimu[majikan] aku mengundi nasib demi sesuap nasi
di negerimu kami berjuang tanpa henti
di negerimu aku di caci maki
sifulan berkata
"di negerimu hujan emas"
di negeriku..... di negeriku..... di negeriku......
kapan akan hujan intan berlian.
Sunday 21 June 2009
Aku Ingin yang Abadi
Rasa ini terus saja menghunjam
tak temui jawaban atas tanya
mengenal dirumu yang baik hati
terlena aku olehnya
tatapan matanya
raut wajahnya menyejukkan kalbu
senyum hasil bibir tipisnya
lambaian tangannya bak dedaunan bertiup angin sepoi-sepoi
langkah yang elok teratur bak di ukur sama panjang sama lebar, simetri
tak bosannya memandangmu
tak rela aku menunggumu hingga berdebu
namun apalah arti semua itu
hanyalah ilusi
nafsu birahi berkoalisi
hanya sekejap mata memandang
tak abadi, tak abadi, tak abadi
aku ingin yang abadi
tak temui jawaban atas tanya
mengenal dirumu yang baik hati
terlena aku olehnya
tatapan matanya
raut wajahnya menyejukkan kalbu
senyum hasil bibir tipisnya
lambaian tangannya bak dedaunan bertiup angin sepoi-sepoi
langkah yang elok teratur bak di ukur sama panjang sama lebar, simetri
tak bosannya memandangmu
tak rela aku menunggumu hingga berdebu
namun apalah arti semua itu
hanyalah ilusi
nafsu birahi berkoalisi
hanya sekejap mata memandang
tak abadi, tak abadi, tak abadi
aku ingin yang abadi
Subscribe to:
Posts (Atom)